I.
Masuknya Agama Hindu – Buddha
ke Indonesia
Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ke-4, dibawa oleh
para musafir dari India yaitu Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan
sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni
musafir Budha Pahyien.
Terdapat
beberapa teori yang berbeda tentang penyebaran agama Hindu di Indonesia. Teori
tersebut hanya Teori Brahmana yang dianggap sesuai dengan bukti-bukti yang ada.
Brahmana menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu dilakukan oleh kaum Brahmana.
Bukti teori ini ialah:
1. Agama Hindu bukan agama yang demokrasi,
karena urusan keagamaan menjadi monopoli kaum Brahmana, sehingga hanya golongan
inilah yang berhak dan mampu menyiarkan agama.
2. Prasati Indonesia yang pertama
berbahasa Sansekerta, sedangkan di India sendiri bahasa tersebut hanya
digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Jadi, hanya kaum Brahmana lah
yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.
Dalam penyebaran agama, Buddha mengenal
adanya missi penyiar agama yang disebut Dharmadhuta. Tersiarnya agama Buddha
di Indonesia, diperkirakan sejak abad ke-2 M, dibuktikan dengan penemuan patung
Budha dari perunggu di Jember, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan sebagainya.
II.
Pengaruh Budaya Hindu – Buddha
Terhadap Kebudayaan Indonesia
Datangnya
agama Hindu dan Buddha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap semua aspek
kehidupan bangsa Indonesia, diantaranya:
1.
Bidang Aksara dan Seni Sastra
Pengaruh ini dianggap
paling penting dalam perubahan kebudayaan Nusantara, dengan mengenal aksara
menandakan bangsa Indonesia telah mengalami perubahan yang sebelumnya dikenal
prasejarah menjadi sejarah.
¨ Contohnya: ditemukan beberapa tulisan
yang digoreskan pada bebatuan di daerah Sungai Cisadane, Jawa Barat.
2.
Bidang Politik dan Pemerintahan
Sistem pemerintahan
mengikuti pola dari India yaitu kerajaan, dimana kekuasaan dipegang oleh raja
dan bersifat turun temurun. Pergantian penguasaan berdasarkan keturunan.
3.
Bidang Ilmu Pengetahuan
Di kenalnya sistem
pengetahuan yaitu seperti huruf pallawa dan bahasa Sansekerta menjadi pembuka
jalan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan. Para Brahmana berperan sebagai rohanaiwan
sekaligus ilmuwan.
4.
Bidang Ilmu Sosial
Sistem stratifikasi mengikuti pola dari
india yaitu pembagian masyarakat berdasarkan sistem kasta.
5. Bidang Teknologi
Pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
bangsa Indonesia semakin berkembang. Akibatnya, terjadi perpaduan
pengetahuan dan teknologi dari India dengan masyarakat Indonesia yang terlihat
jelas dalam pembangunan Candi Borobudur.
III.
Masuknya Agama Islam ke
Indonesia
Berkembangnya agama Islam berawal dari masyarakat yang berada
di daerah pesisir pantai. Diperkirakan agama dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 M. Kemudian, agama dan kebudayaan Islam dikembangkan ke daerah pedalaman yang ditujukan pada kalangan istana, yaitu raja, keluarga raja, dan kaum bangsawan. Masuknya ajaran Islam melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatra dan Demak di Jawa Barat.
Dalam perkembangannya, Islam dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat. Ada beberapa faktor yang mendorong islam cepat berkembang, yaitu:
§ Islam tidak mengenal perbedaan
golongan
§ Agama islam cocok dengan jiwa
pedagang
§ Agama islam dikembangkan dengan cara
damai
§ Sifat masyarakat indonesia yang ramah
tamah memberi peluang untuk bergaul lebih erat dengan bangsa lain.
IV.
Pengaruh Budaya Islam
Terhadap Indonesia
Dalam perkembangan kebudayaan Islam di Indonesia, pola dasar kebudayaan setempat masih tetap kuat, sehingga terdapat wujud dan bentuk perpaduan budaya tradisional Indonesia dengan budaya Islam, atau disebut dengan akulturasi budaya. Adanya persamaan derajat dan hak, menyebabkan perkembangan Islam di Indonesia semakin pesat, terutama pada masyarakat di daerah pesisir atau di kota-kota bandar perdagangan.
Kaum ulama dan para pemuka agama seperti kyai mendapat tempat tinggal di masyarakat, karena mereka memandang ulama sebagai pemimpin dan mereka mematuhi nasihat-nasihatnya. Golongan ulama yang terkenal pada abad ke-15 dan ke-16 adalah para wali yang berjumlah sembilan orang atau terkenal dengan wali songo.
Perkembangan Malaka sebagai pusat perdagangan Islam, juga mendorong Malaka menjadi pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara. hal ini disebabkan banyak para pedagang Islam termasuk dari Indonesia datang ke Malaka tidak sekedar berdagang, tetapi juga memperdalam ajaran agama Islam.
Source: