Sunday, 18 January 2015

Fenomena Sosial dalam Film Indonesia



PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR
Ilmu Sosial Dasar adalah ilmu pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial yang timbul dan berkembang dalam masyarakat, dengan menggunakan fakta, konsep dan teori dari berbagai bidang pengetahuan. Hal ini bertujuan untuk memberi pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial, agar penalaran dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan sehingga kepekaan terhadap lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.

PENGERTIAN FENOMENA SOSIAL
Fenomena Sosial adalah suatu gejala tidak biasa yang tengah terjadi di masyarakat. Hal ini lahir dari perilaku manusia dalam kehidupan sosialnya yang membentuk suatu gejala sosial yang akhirnya menjadi sebuah fakta atau kondisi tertentu. Kondisi tersebut membuat manusia beranggapan segala hal yang dialaminya adalah sebuah kebenaran. Padahal, hal tersebut sebenarnya adalah kebenaran semu yang dibuat melalui kode-kode yang dicitrakan dari sebuah objek yang benar. Pembentukan fenomena ini sendiri membutuhkan waktu dan gejala berulang-ulang yang diikuti oleh banyak orang yang menjadi perhatian masyarakat luas.

REVIEW FILM TANAH SURGA… KATANYA
Film ini bercerita tentang kehidupan di perbatasan Indonesia-Malaysia, Kalimantan Barat, yang menimbulkan permasalahan tersendiri, karena masih didominasi oleh keterbelakangan pembangunan dan ekonomi. Konflik indetitas pun terjadi. Haris (Ence Bagus) duda beranak dua berupaya mengajak kedua anaknya Salman (Osa Aji Santoso) dan Salina (Tissa Biani Azzahra) dan ayahnya Hasyim (Fuad Idris) untuk pindah ke Malaysia yang di matanya adalah surga. Dia berkata bahwa di sana dia sudah punya kedai bahkan sudah menikahi seorang wanita Malaysia agar hidup di negara orang menjadi mudah. Namun Hasyim, mantan pejuang operasi dwikora sukarelawan Indonesia yang terlibat dalam konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1960-an, menolak mentah-mentah keinginan anaknya itu. Bagi dia, Indonesia tetap surga, sekalipun Haris membantahnya dan mengatakan surga adalah milik Jakarta. Akhirnya hanya Salina yang ikut ayahnya. Salman memilih tinggal bersama kakeknya yang sudah sering sakit-sakitan.
Astuti (Astri Nurdin) seorang guru yang ditempatkan di desa itu melihat kenyataan sekolah yang tidak layak. Sebuah ruangan dibagi dua dengan sekat menjadi kelas tiga dan kelas empat SD. Selain itu, yang paling menyedihkan adalah sebagain besar anak-anak belum tahu bagaimana dan apa Bendera Merah Putih.
Anwar (Ringgo Agus Rahman), dokter yang mengabdi di desa terpencil ini merasa bingung, karena penduduk lebih mengenal Ringgit (mata uang Malaysia) dibanding Rupiah, bahkan uang rupiah dianggap palsu. Ketika dia diminta mengajar untuk sementara menggantikan Ibu Astuti yang bepergian, dia terkejut karena siswa-siswa tidak tahu lagu Indonesia Raya dan lebih kenal Kolam Susu karya Koes Plus sebagai lagu kebangsaannya. Ternyata sekolah satu-satunya itu pernah vakum selama setahun. Selama menjadi petugas kesehatan di wilayah tersebut, Anwar juga menyadari betapa sulitnya untuk sekedar mendapat akses informasi via telepon dan juga transportasi.
Penyakit Hasyim seringkali kambuh, Anwar berkata kepada Salman bahwa kakeknya harus segera di bawa ke Rumah Sakit. Sedangkan, biaya yang dibutuhkan sangat besar dan kondisi kakeknya tidak memungkinkan untuk bekerja. Demi menabung untuk biaya pengobatan kakeknya, Salman rela bekerja menjadi pengangkut barang dagangan di Malaysia yang hanya ditempuhnya dengan berjalan kaki. Ketika bekerja, Salman menemukan Bendera Pusaka Merah Putih yang dijadikan pedagang di Malaysia sebagai alas untuk dagangannya. Beberapa hari kemudian, Salman membeli kain sarung untuk menebus bendera merah putih yang digunakan alas oleh pedagang tersebut.
Adegan yang paling menghentak ialah ketika Haris bersorak-sorak bersama ratusan warga Malyasia menyaksikan Squad Harimau Malaya mengalahkan Timnas Garuda, tapi di seberang sana Hasyim menghembuskan nafasnya terakhir dalam perjalanan yang sulit menuju rumah sakit menggunakan perahu. Sementara Salina menggambar Haris, dirinya, Salman dan Kakeknya berdiri tegak dengan bendera Merah Putih di depan sebuah rumah.
Pesan terakhir Kakek Hasyim kepada Salman sebelum menghembuskan nafas terakhirnya seolah juga merupakan pesan kepada seluruh bangsa Indonesia “Dalam keadaan apa pun jangan kehilangan kecintaan pada negeri ini”.
Tanah Surga… Katanya, berusaha menunjukkan bahwa tanah air Indonesia tidak seindah dan semakmur bayangan masyarakatnya selama ini, khususnya ketika pemerintah sama sekali bersikap apatis kepada nasib warganya di perbatasan.

FENOMENA SOSIAL DALAM FILM TANAH SURGA… KATANYA
Banyak sekali fenomena sosial dari film ini, diantaranya:
1.       Pilihan Haris untuk pindah ke Malaysia karena dia merasa selama ini mendapatkan rezeki yang melimpah dengan bekerja di Malaysia sekaligus mengingat fakta bahwa kehidupan masyarakat di daerah pinggiran tersebut sama sekali tidak mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah Republik Indonesia.
2.       Film ini juga menyinggung mengenai masalah pendidikan di perbatasan melalui Astuti sebagai guru yang harus berjuang mengajar sendirian di desa tersebut karena keterbatasan tenaga guru yang mengajar di sana.
3.       Masalah pendidikan juga terlihat dari lagu kebangsaan yang diketahui oleh siswa-siswa perbatasan bukanlah Indonesia Raya, melainkan Kolam Susu.
4.       Penduduk perbatasan menggunakan ringgit sebagai mata uang mereka, dan yang lebih menyedihkan adalah mereka sama sekali tidak tahu mata uang rupiah merupakan mata uang Indonesia.
5.       Tidak ada bendera merah putih yang berkibar. Bahkan, Kepala Desa pun tidak memiliki bendera pusaka. Hanya kakek Hasyim yang memiliki bendera tersebut, itupun dibuat oleh istrinya pada saat operasi dwikora.

Sumber: